FIFA pada akhirnya resmi memiliki presiden baru setelah menetapkan Gianni Infantino dalam sebuah Kongres Luar Biasa yang dihelat di Zurich pada Jumat (26/2). Proses pemilihan Presiden FIFA ini juga berjalan seperti rencana semula, dan Infantino resmi menggantikan jabatan dari Sepp Blatter. 

Sebelumnya pada Oktober 2015, Komite Etik FIFA resmi memberikan sanksi kepada Sepp Blatter selaku Presiden FIFA, Michel Platini, dan Sekjen Jerome Valcke untuk tidak boleh terlibat dalam kegiatan sepakbola apapun dalam kurun waktu 90 hari terkait skandal korupsi yang menggerogoti tubuh FIFA. 

Menyusul hal tersebut, Blatter telah mengumumkan rencana pengunduran dirinya sebelum pada akhirnya divonis hukuman selama tiga bulan karena dugaan suap sebesar 1,35 juta pound kepada Michel Platini pada tahun 2011. 

FBL-FIFA-CORRUPTION-VOTE

Oleh karena itu, dibutuhkan sosok yang bersih dan kredibel dengan program kerja yang jelas untuk mengangkat kembali nama baik FIFA. Selain itu, FIFA juga merencanakan sebuah master plan untuk melakukan reformasi dalam tubuh FIFA.

Dalam proses pemilihan Presiden FIFA ini, wakil Indonesia juga ikut hadir bersama wakil-wakil negara anggota FIFA lainnya. Namun Indonesia tak bisa melakukan voting, karena termasuk salah satu dari dua negara yang sedang dibekukan oleh FIFA saat ini.

Kandidat awalnya ada lima orang yaitu Gianni Infantino (Sekjen UEFA), Salman bin Ebrahim Al Khalifa (Presiden AFC), Jerome Champagne (mantan Direktur Hubungan Internasional FIFA), Prince Ali bin Al Hussein (Wakil Presiden FIFA untuk Asia), dan Tokyo Sexwale (Direktur Komisi Monitoring Israel dan Palestina FIFA). Namun, sebelum pemilihan, Sexwale mengundurkan diri.

Putaran pertama pemilihan menghasilkan Infantino sebagai peraih suara terbanyak dengan 88 suara, diikuti Salman bin Ebrahim dengan 85 suara, Prince Ali 27 suara dan Champagne tujuh suara. Karena tidak ada yang bisa meraih minimal 2/3 dari suara pemilih yang berjumlah 207 suara, maka pemilihan berlanjut ke putaran kedua.

Untuk putaran kedua, kandidat langsung terpilih sebagai presiden FIFA jika mampu menguasai minimal 50% suara. Hasil putaran kedua adalah Gianni Infantino 115 suara, Salman bin Ebrahim 88 suara, Jerome Champagne 0 suara, dan Prince Ali 4 suara.

Gianni Infantino akan menjabat sebagai Presiden FIFA hingga pemilihan berikutnya pada 2019.